Soekardjo Wirjopranoto lahir pada tanggal 5 Juni 1903 di Cilacap. Ia merupakan tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia yang dikenal cerdas dan gagah berani dalam menentang penjajahan Belanda.
Tidak banyak informasi tentang pendidikan yang pernah ditempuh olehnya. Namun yang sering diulas oleh berbagai sumber bahwa ia tamatan sekolah hukum di Hindia Belanda pada tahun 1923.
Setelah menyelesaikan studi hukumnya, ia bekerja di berbagai pengadilan negeri, hingga berhasil mendirikan kantor advokat yang ia beri nama "Wisnu" di Malang pada tahun 1929. Selain sukses di bidang hukum, ia juga memiliki karir di dunia politik (pernah menjabat sebagai Anggota Dewan dan Wakil Walikota Malang).
Bersama sahabatnya Dr. Soetomo, Soekardjo Wirjopranoto mendirikan organisasi pergerakan Persatuan Bangsa Indonesia atau disingkat PBI. Organisasi itu menjadi cikal bakal terbentuknya Indonesische Studie Club (ISC). Karir politiknya semakin mencuat ketika ia berhasil menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat) pada tahun 1931.
Sejak tahun 1936, ia masuk dan turut serta membesarkan PARINDRA (Partai Indonesia Raya) bersama MH. Thamrin, Sam Ratulangie, Edward Douwes Dekker. PARINDRA dikenal sebagai partai terbesar pada waktu itu, dituduh memiliki hubungan erat dengan partai Nazi di Jerman dan Jepang. Akibatnya ketiga temannya ditangkap (tidak termasuk dirinya) dan menjadi tahanan rumah pada tahun 1941.
Salah satu korbannya adalah MH Thamrin, yang setelah menjadi tahanan rumah, tidak lama berselang menghebuskan nafas terakhirnya. Rumor yang beredar ia disuntik mati oleh pemerintah Belanda. Pemakamannya dihadiri oleh anggota PARINDRA termasuk Soekardjo Wirjopranoto.
Seperti yang dilaporkan majalah tempo, Hal yang menarik dari pemakaman itu adalah prosesinya, dimana semua anggota PARINDRA yang hadiri memberikan hormat dengan gaya "Heil Hitler" dan beratribut seperti pasukan Nazi. Namun apakah hal itu menunjukkan jika Thamrin memuja Nazi? masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
Kondisi rangkap jabatan pada waktu itu, membuat beberapa tokoh menjadi anggota partai lain termasuk Soekardjo Wirjopranoto. Ia menjadi sekretaris GAPI (Gabungan Politik Indonesia).
Beberapa peranan penting Soekarjo Wirjopranoto pada masa pendudukan Jepang sebagai berikut :
Melalui surat kabar Asia Raya, ia berusaha menyadarkan penduduk pribumi akan kondisi tertindas yang diakibatkan diskriminasi dan kolonialisme Belanda.
Pada tanggal 15 Juli 1945 tepatnya saat rapat BPUPKI, terdapat perdebatan antara kaum nasionalis dan kaum islam. Menurut H. Masjkur (mewakili kaum islam), sesuai pasal 9 yang berbunyi "presiden bersumpah sesuai dengan agamanya", maka ia berkesimpulan bahwa Presiden RI tidak harus seorang muslim, sedangkan sila ke-satu pada Piagam Jakarta berbunyi "Negara berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa dengan keawjiba menjalankan Syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya", sehingga akan sulit mewujudkan sila ke-satu piagam Jakarta jika Presiden RI bukan muslim. Lebih lanjut H. Masjkur menganjurkan agar segera dilakukan amandemen pada pasal 9.
Pendapat itu direspons oleh Soekardjo Wirjopranoto yang merasa keberatan. Ia berpendapat jika pendapat tersebut bertentangan dengan pasal 27 Undang-undang Dasar yang berbunyi "Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan".
Perdebatan itu ditutup dengan kesepakatan bersama "Presiden ialah orang Indonesial asli yang beragama islam". BPUPKI resmi bubar setelah dibentuk PPKI.
Menurut Luthfi Widagdo Eddyono, berturut-turut jabatan dan peran yang dimainkan oleh Soekardjo Wirjopranoto sebagai berikut :
Demikian informasi singkat yang dapat saya bagikan kepada sobat terkait Peranan Perjuangan Soekardjo Wirjopranoto. Semoga bermanfaat bagi proses belajar sejarah sobat dan terima kasih atas kunjungannya.
Salam Historia!
Sumber Referensi :
http://luthfiwe.blogspot.com/2015/02/soekardjo-wirjopranoto-dari-volksraad.html
https://nasional.tempo.co/read/672040/kisah-hitler-soekardjo-pun-dihormati-ala-heil-hitler-5
Tidak banyak informasi tentang pendidikan yang pernah ditempuh olehnya. Namun yang sering diulas oleh berbagai sumber bahwa ia tamatan sekolah hukum di Hindia Belanda pada tahun 1923.
Foto Soekardjo Wirjopranoto (sumber : www.pahlawanindonesia.com) |
Setelah menyelesaikan studi hukumnya, ia bekerja di berbagai pengadilan negeri, hingga berhasil mendirikan kantor advokat yang ia beri nama "Wisnu" di Malang pada tahun 1929. Selain sukses di bidang hukum, ia juga memiliki karir di dunia politik (pernah menjabat sebagai Anggota Dewan dan Wakil Walikota Malang).
Bersama sahabatnya Dr. Soetomo, Soekardjo Wirjopranoto mendirikan organisasi pergerakan Persatuan Bangsa Indonesia atau disingkat PBI. Organisasi itu menjadi cikal bakal terbentuknya Indonesische Studie Club (ISC). Karir politiknya semakin mencuat ketika ia berhasil menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat) pada tahun 1931.
Sejak tahun 1936, ia masuk dan turut serta membesarkan PARINDRA (Partai Indonesia Raya) bersama MH. Thamrin, Sam Ratulangie, Edward Douwes Dekker. PARINDRA dikenal sebagai partai terbesar pada waktu itu, dituduh memiliki hubungan erat dengan partai Nazi di Jerman dan Jepang. Akibatnya ketiga temannya ditangkap (tidak termasuk dirinya) dan menjadi tahanan rumah pada tahun 1941.
Salah satu korbannya adalah MH Thamrin, yang setelah menjadi tahanan rumah, tidak lama berselang menghebuskan nafas terakhirnya. Rumor yang beredar ia disuntik mati oleh pemerintah Belanda. Pemakamannya dihadiri oleh anggota PARINDRA termasuk Soekardjo Wirjopranoto.
Seperti yang dilaporkan majalah tempo, Hal yang menarik dari pemakaman itu adalah prosesinya, dimana semua anggota PARINDRA yang hadiri memberikan hormat dengan gaya "Heil Hitler" dan beratribut seperti pasukan Nazi. Namun apakah hal itu menunjukkan jika Thamrin memuja Nazi? masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
Prosesi Pemakaman MH Thamrin. (sumber : nasional.tempo.co) |
Kondisi rangkap jabatan pada waktu itu, membuat beberapa tokoh menjadi anggota partai lain termasuk Soekardjo Wirjopranoto. Ia menjadi sekretaris GAPI (Gabungan Politik Indonesia).
Kiprah Soekardjo Wirjopranoto di Masa Pendudukan Jepang.
Beberapa peranan penting Soekarjo Wirjopranoto pada masa pendudukan Jepang sebagai berikut :
- Pemimpin Surat Kabar Asia Raya
- Anggota Prepatory Commite dan Advisory Board Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA).
- Bagian dari Panitia Adat dan Tatanegara Dahulu (organisasi riset tradisi dan masyarakat Jawa bentukan Jepang)
- Anggota BPUPKI (Badan Panitia Umum Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
Melalui surat kabar Asia Raya, ia berusaha menyadarkan penduduk pribumi akan kondisi tertindas yang diakibatkan diskriminasi dan kolonialisme Belanda.
Pada tanggal 15 Juli 1945 tepatnya saat rapat BPUPKI, terdapat perdebatan antara kaum nasionalis dan kaum islam. Menurut H. Masjkur (mewakili kaum islam), sesuai pasal 9 yang berbunyi "presiden bersumpah sesuai dengan agamanya", maka ia berkesimpulan bahwa Presiden RI tidak harus seorang muslim, sedangkan sila ke-satu pada Piagam Jakarta berbunyi "Negara berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa dengan keawjiba menjalankan Syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya", sehingga akan sulit mewujudkan sila ke-satu piagam Jakarta jika Presiden RI bukan muslim. Lebih lanjut H. Masjkur menganjurkan agar segera dilakukan amandemen pada pasal 9.
Pendapat itu direspons oleh Soekardjo Wirjopranoto yang merasa keberatan. Ia berpendapat jika pendapat tersebut bertentangan dengan pasal 27 Undang-undang Dasar yang berbunyi "Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan".
Perdebatan itu ditutup dengan kesepakatan bersama "Presiden ialah orang Indonesial asli yang beragama islam". BPUPKI resmi bubar setelah dibentuk PPKI.
Peranan Soekardjo Wirjopranoto Pada Awal Kemerdekaan
Menurut Luthfi Widagdo Eddyono, berturut-turut jabatan dan peran yang dimainkan oleh Soekardjo Wirjopranoto sebagai berikut :
- Mendirikan majalah Mimbar Indonesia.
- Menjabat sebagai Duta Besar RI di Vatikan,
- Duta Besar Luar Biasa untuk Italia,
- Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Republik Rakyat Cina.
- Menjadi Wakil Tetap Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1962.
Demikian informasi singkat yang dapat saya bagikan kepada sobat terkait Peranan Perjuangan Soekardjo Wirjopranoto. Semoga bermanfaat bagi proses belajar sejarah sobat dan terima kasih atas kunjungannya.
Salam Historia!
Sumber Referensi :
http://luthfiwe.blogspot.com/2015/02/soekardjo-wirjopranoto-dari-volksraad.html
https://nasional.tempo.co/read/672040/kisah-hitler-soekardjo-pun-dihormati-ala-heil-hitler-5