Apa yang Menyebabkan Kerajaan Sriwijaya Mengalami Kemunduran ?

Catatan sejarah Indonesia pada masa klasik menyimpan berbagai kisah kejayaan dan keruntuhan kerajaan-kerajaan Hindu Budha yang sangat menarik untuk dipelajari. Salah satunya adalah cerita tentang Kerajaan Sriwijaya.

Seperti yang diceritakan oleh berbagai buku-buku sejarah, jika Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada di Nusantara. Nama Sriwijaya diambil dari Bahasa Sansekerta, Sri berarti "Gemilang" dan Wijaya memiliki arti "Kemenangan". Oleh karena itu Sriwijaya dapat berarti "Kemenangan yang gemilang".

Apa yang Menyebabkan Kerajaan Sriwijaya Mengalami Kemunduran
Wilayah Kerjaan Sriwijaya
(sumber : merdekan.com)

Namun kegemilangan Kerajaan Sriwijaya tidak dapat berlangsung selamanya, pada akhirnya mereka pun mengalami kemunduran dan keruntuhan. Lalu apa yang menyebabkan kerajaan sriwijaya mengalami kemunduran ? berikut penjelasan singkatnya :

A. Latar belakang timbulnya Kerajaan Sriwijaya


Ada banyak teori yang menjelaskan tentang latar belakang munculnya kerajaanSriwijaya. Namun, ada satu teori yang dianggap sesuai. Teori ini adalah jatuhnya kerajaan Funan, dengan armadanya yang kuat dan cabang-cabang perdagangannya, yang membuka jalan bagi bangkitnya kerajaan Maritim di ujung barat Indonesia.

Bukti sejarah tertua kerajaan ini berasal dari abad VIII, berupa kepingan, kekosongan yang sangat menyusahkan dan gambaran yang tidak jelas. Tetapi semenjak George Coedes menerbitkan karya pertamanya tentang kerajaan Sriwijaya dalam tahun 1918 telah banyak kemajuan dibuatnya dalam menjadikannya besar dan jelas.

Meskipun begitu, ternyata masih ada teori lain yang menjelaskan tentang timbulnya kerajaan Sriwijaya. Teori yang dikemukakan oleh Poerbatjaraka ini menyatakan bahwa dulu ada seorang besar dari Minangkabau pergi berperang, berhenti dahulu di Jambi lalu terus ke Palembang dengan mendapatkan kemenangan, lalu membuat kota di daerah itu yang diberi nama Sriwijaya.

Pendapat ini sebenarnya merupakan kelanjutan pendapat Moens. Moens menjelaskan bahwa Sriwijaya yang semula berpusat di Pantai timur Sumatra, pindah ke Palembang setelah Sriwijaya mengalami kemenangan dalam suatu peperangan dengan Kerajaan Melayu yang berpusat di Palembang.

Pemindahan kekuasaan ini terjadi pada sekitar tahun 683-685 M. Terlepas dari adanya perbedaan mengenai asal-usul kerajaan yang melatarbelakang timbulnya kerajaan Sriwijaya, satu hal yang pasti adalah masih terdapatnya silang pendapat mengenai pusat dari kerajaan Sriwijaya.

Hal ini dikarenakan karena tidak terdapatnya cukup bukti (kurangnya sumber-sumber sejarah baik primer maupun sekunder).

B. Masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya


Masa kejayaan Sriwijaya meliputi beberapa bidang meliputi:

  • Bidang Politik : Sriwijaya meluaskan daerah kekuasaannya mulai daerah Melayu di sekitar jambi sekarang sampai ke pulau Bangka dan daerah Lampung selatan, serta usahanya menaklukkan pulau Jawa yang menjadi saingannya dalam bidang pelayaran dan perdagangan luar negeri. Sriwijaya juga menguasai Negara-negara sekitar dan pulau Bangka, yang menjadikan Sriwijaya menjadi pusat jalur pelayaran Internasional.

  • Bidang Ekonomi: Selain mengalami kemajuan dalam bidang politik, Sriwijaya juga mengalami kemajuan dalam bidang Ekonomi. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa Sriwijaya merupakan daerah penghasil emas, perak, kemenyan, kapur barus, dammar, lada, dyl. Barang dagangan tadi dibeli oleh pedagang asing atau ditukar dengan porselen, kain katun,dan kain sutera. Barang-barang ini tentunya tidak dapat dipasik oleh pedagang asing, bila Sriwijaya tidak mempunyai pelabuhan internasional atau mempunyai. Oleh karena itu, keberhasilan Sriwijaya dalam bidang perdagangan juga terbantu karena Sriwijaya mempunyai pelabuhan atau jalur perdagangan yang strategis.

  • Bidang Religi/Agama : Dalam bidang religi (agama Budha), Sriwijaya juga mengalami kemajuan. Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya pura Budha di Nalanda (India) pada masa pemerintahan raja Balaputradewa (seperti yang tertulis dalam prasasti Nalanda). Selain itu, menurut berita china pada zaman dahulu bila seseorang ingin belajar agama Budha, maka ia harus belajar dasar-dasar agama Budha (termasuk bahasa yang digunakan dalam kitab Tripitaka), di Sriwijaya, yang mana pendeta yang terkenal pada masa itu adalah Dharmakirty. Hal inilah yang semakin menguatkan bahwa Srwijaya pada masa ituadalah pusat agama Budha di Asia Tenggara.

C. Penyebab Kerajaan Sriwijaya Mengalami Kemunduran


Awal masa kemunduran kerajaan Sriwijaya terjadi pada saat penyerangan ke Sriwijaya oleh raja Rajendracola Dewa I (dari kerajaan Colamadala, India) pada tahun 1017. Penyerangan ini dilatar belakangi oleh keinginan Rajendracola untuk menguasai selat malaka, yang pada saat itu merupakan wilayah kekuasaan Sriwijaya.

Serangan kedua dilakukan pada tahun 1025 (seperti yang disebutkan dalam prasasti Tanjore yang berangka tahun 1030 yangdikeluarkan oleh rajendracola). Tanda kehancuran kedua adalah pada tahun1230, Dhamarajachandrabanudari Ligor mendirikan prasasti di Ch’aya ( ini memperlihatkan sebagai raja merdeka).

Selain itu, munculnya kerajaan Singasaridan Majapahit di jawa juga ikut membantu keruntuhan Sriwijaya. Pukulan terberat datang dari kerajaan T’ai dan sukot’ai, karena kerajaan-kerjaan ini meluaskan atas daerah-daerah Sriwijaya di semenanjung melayu, yang man daerah itu merupakan wilayah yang strategis dalam jalur perdagangan dan pelayaran.

Dan akhirnya, muculnya Kerajaan islam perlak di timur Sumatera, juga ikut berperan dalam kehancuran Sriwijaya, karena perlak mampu mengubah tradisi maupun kebudayaan masyarakat yang awalnya Budha, beralihmenjadi Islam.

Akhir kata, semoga pertanyaan Apa yang Menyebabkan Kerajaan Sriwijaya Mengalami Kemunduran? terjawab melalui penjelasan singkat. Terima kasih atas kunjungannya.

Salam Historia!
 
Sumber Referensi :

- HALL,D.G.E. 1988. Sejarah Asia Tenggara. Surabaya: Usaha Nasional
- Marwati Djoenad Poesponegoro. 1984. Sejarah Nasional Indonesia II. Balai Pustaka: Jakarta
LihatTutupKomentar