Profile Singkat Film Sang Kiai :
Sutradara: Rako Prijanto
Penulis Naskah: Anggoro
Pemain: Ikranagara, Christine Hakim, Agus Kuncoro
Rilis : 30 Mei 2013
Durasi : 2 Jam 16 menit
Rating IMDb : 7,8 / 10
Sinopsis Film Sang Kiai
Film ini mengangkat kisah perjuangan salah satu pendiri Nahdlatul Ulama dari Jombang Hadratussyaikh KH Hasyim Asyari dan saya merekomendasikan sobat sejarah untuk menontonnya. Mengapa?
Karena di dalam film ini banyak nilai-nilai kehidupan yang akan sobat sejarah pelajari seperti
- Perjuangan tidak takut mati dari para pahlawan khususnya pejuang Islam
- Tidak mudah berprasangka buruk kepada orang lain.
- Ketegaran hati para istri ketika suaminya bertempur di medan perang.
Konflik dalam film ini bermula ketika KH Hasym Asyari ditangkap oleh tentara Jepang karena tidak mau melakukan "Sikerei". Sikerei adalah upacara penghormatan tentara Jepang kepada dewa matahari dengan cara menundukkan tubuh menyerupai 'ruku'.
Setelah penangkapan KH Hasym Asyari, ada dua cara yang ditempuh untuk membebaskannya. Pertama, upaya diplomasi KH Wachid Hasyim (anak KH Hasym Asyari) kepada tentara Jepang. Kedua, upaya pengerahan massa oleh Harun (santri di pondok pesantren Tebuireng) untuk berdemo membebaskan KH Hasym Asyari secara paksa.
Baca Juga : Film Soegija (2012)
Tentara Jepang pun melunak setelah diskusi dengan para elite pribumi yang bekerja kepada mereka menjelaskan bahwa rakyat Indonesia memiliki keterikatan yang kuat dengan agama dan penangkapan terhadap para ulama Islam dapat mencederai kaum pribumi dan berpontesi menjadi bumerang bagi tentara Jepang.
Setelah dibebaskannnya para ulama, Tentara Jepang berusaha untuk memaksa kaum pribumi bekerja demi kebutuhan mereka dengan jalan memanfaatkan para ulama Islam. Untuk mewujudkan keinginannya, tentara Jepang mendirikan Masyumi di bawah kepemimpinan KH Hasym Asyari.
Propaganda Jepang melalui Masyumi terus dilakukan meski kehidupan kaum pribumi semakin hari kian susah. Kondisi ini mengakibatkan munculnya pemberontakan dari kaum pribumi, hingga kemudian KH. Zaenal Mustafa dihukum penggal untuk menakut-nakuti kaum pribumi.
Ketika kekalahan Jepang oleh Sekutu sudah di depan, Jepang membutuhkan bantuan kaum pribumi untuk bisa mempertahankan Indonesia dari serangan sekutu yang tidak lama lagi akan datang ke Indonesia.
Baca Juga : Film Jendral Soedirman (2015)
Hal ini menyebabkan Jepang menawarkan kerjasama pelatihan di bidang militer kepada kaum pribumi khususnya kaum Islam dan KH Hasym Asyari menyetujuinya sejauh untuk kepentingan membela tanah air bukan pergi ke Jepang.
Pemikiran visioner dari KH Hasym Asyari ini membuat kaum Islam memiliki modal berperang untuk mempertahankan tanah air ketika Indonesia sudah merdeka.
Para pemimpin Indonesia pun selalu meminta saran KH Hasym Asyari ketika mereka akan menghadapi sekutu seperti Soekarno yang mempertanyakan hukumnya membela tanah air bukan Allah dan Bung Tomo yang mendapat saran dari KH Hasym Asyari untuk bisa membangkitkan semangat arek-arek Suroboyo dalam pertempuran 10 November 1945.
Nasihat KH Hasyim Asyari |
Agresi Militer Belanda semakin besar dampaknya hingga menyerang Pondok Pesantren Tebuireng karena dituduh sebagai sarang pemberontak Muslim.
Tautan untuk mengunduh film |
Salam historia.