Sejarawan terkemuka
Collingwood menegaskan bahwa sejarawan bukanlah saksi mata dari fakta atau
kenyataan yang ingin diketahui. Karena itu pengetahuannya tidak bersifat
langsung dan berupa kesimpulan, jadi tidak pernah bersifat empiris. Namun, pada
postingan Sejarah : Ilmu, Seni, atau Keduanya telah saya sedikit bahas bahwa memang pengamatan sejarah tidak
bisa dilakukan secara langsung terhadap obyeknya seperti halnya pada ilmu-ilmu
alam. Objek sejarah yang berupa masa lampau sudah berlalu dan hilang ditelan
waktu, yang masih dapat diamati dalam sejarah adalah peninggalan-peninggalan
yang masih tersisa.
Sejarawan dalam tugasnya untuk mengetahui peristiwa yang
sebenarnya terjadi pada masa lampau hanya dapat dikerjakan dari
peninggalan-peninggalan sejarah. Jadi pada postingan kali ini saya akan ajak
sobat untuk mengenal apa itu peninggalan-peninggalan sejarah yang nantinya kita
sebut saja sumber sejarah.
Definisi Sumber Sejarah
Apa itu sumber
sejarah? Untuk mengetahuinya mari kita lihat pengertian sumber sejarah dari
beberapa ahli sejarah di bawah ini :
-
R.
Moh Ali
Sumber
sejarah adalah segala sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud serta berguna
bagi penelitian sejarah Indonesia sejak zaman purba hingga sekarang
-
Zidi
Gazalba
Sumber sejarah adalah warisan yang
berbentuk lisan, tertulis, dan visual.
-
Muh.
Yamin
Sumber
sejarah adalah kumpulan benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah.
Berdasarkan
beberapa pengertian sumber sejarah di atas dapat ditarik definisinya bahwa
sumber sejarah adalah segala peninggalan kebudayaan manusia dari
masa lampau yang berguna untuk keperluan rekonstruki atau menuliskan kembali
kebenaran sejarah yang telah terjadi. Jika sobat menggunakan pengertian
tersebut maka muncul pertanyaan lanjutan, “bagaimana cara sejarawan
mengumpulkan sumber sejarah itu?”
Tentunya untuk menjawabnya, sobat harus
mengerti terlebih dahulu tentang metode sejarah. Sekurang-kurangnya metode
sejarah itu meliputi Pemilihan topik
penelitian, Heurtistik
(pengumpulan sumber sejarah), Verifikasi
(kritik sumber sejarah), Intepretasi
(analisa sumber sejarah), dan Historiografi
(penulisan kembali sejarah). Di lain kesempatan akan saya ajak sobat untuk
mengenal lebih jauh metode sejarah tersebut.
Sejarawan pada mulanya harus menentukan
topik penelitian sejarah terlebih dahulu. Hal ini berguna untuk membatasi atau
mempersempit pencarian sumber sejarah yang banyak sekali jumlahnya. Tidak
mungkin sejarawan menggunakan seluruh sumber sejarah itu sehingga proses
pemilihan topik penelitian menjadi hal yang sangat krusial.
Setelah
topik selesai dipilih, sejarawan dapat mulai mencari dan memilah sumber sejarah
sesuai topik penelitiannya sebanyak-banyaknya. Sumber sejarah dapat ditemukan
di perpustakaan, lembaga arsip, tempat
bersejarah, hingga melakukan wawancara langsung dengan pelaku sejarah.
Apabila
sumber sejarah telah berhasil dikumpulkan oleh sejarawan, maka langkah
selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan verifikasi atau kritik sejarah.
Penting sekali tahapan verifikasi sumber sejarah, karena dari kumpulan sumber
sejarah itu ada beberapa yang relevan dengan topik penelitian dan ada yang
tidak. Bagaimana cara verifikasi sumber sejarah? Verifikasi sumber sejarah
dapat dilakukan dengan cara menganalisa fisik dan konten sumber sejarah. Coba
perhatikan ilustrasi berikut :
Uut
Kuswendi mendapat tugas dari guru sejarah di sekolahnya untuk membuat tulisan
tentang peran Bung Tomo dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Sebelum
mengerjakan tugasnya, Uut terlebih dahulu mengumpulkan sumber sejarah terkait
dengan tugasnya dengan cara membaca buku-buku yang menceritakan sosok Bung Tomo
di perpustakaan, mendatangi lembaga arsip Kota Surabaya, dan mewancarai
keluarga Bung Tomo. Dari upayanya tersebut, Uut mendapatkan banyak sekali
referensi terkait Bung Tomo. Dengan cara mengalisa fisik arsip (apakah sesuai
dengan masa dikeluarkannya arsip tersebut atau tidak (biasanya arsip lama,
warna fisik arsip mulai berubah kuning kecoklatan), ejaan yang digunakan dalam
arsip itu (ejaan lama atau sudah baru)) dan membandingkan informasi dari satu
buku dengan buku lainnya yang membahas tentang Bung Tomo, Kemudian ia memilah
mana saja sumber sejarah miliknya yang berkaitan dengan tugasnya. Setelah
semuanya selesai dilakukan barulah Uut menyusun dan menuliskan kembali narasi
sejarah peran Bung Tomo dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya sesuai
dengan tugasnya.
Dasar
penggunaan sumber sejarah ialah keinginan untuk mencari kebenaran suatu
peristiwa sejarah yang telah terjadi. Sumber sejarah diibaratkan gudang bahan
dan data sejarah. Dengan sumber sejarah, sejarawan berupaya menggapai apa yang
sebenarnya telah terjadi. Hal ini sesuai
dengan tuntutan kepada sejarawan yang harus selalu objektif dalam penulisan
sejarah, meski dalam prakteknya sulit untuk dilakukan, unsur subjektifitas
(penulis) akan sedikit banyaknya turut mempengaruhi.
Klasifikasi Sumber Sejarah
Klasifikasi di sini diartikan sebagai
pengelompokan berbagai sumber sejarah menurut jenisnya masing-masing. Dengan
klasifikasi akan memudahkan mengelompokkan fakta-fakta yang dapat diperoleh.
Setidaknya klasifikasi sumber sejarah ada empat yaitu berdasarkan bentuknya,
berdasarkan asal-usulnya, berdasarkan originalitas dan otentikitas, terakhir
berdasarkan jarak waktu peristiwa dan pengabadiannya.
a. Berdasarkan bentuknya
Menurut bentuk dan wujudnya sumber sejarah
dapat dibedakan menjadi 3 macam :
1.
Sumber
Visual
Sobat pasti pernah melihat peninggalan
berupa bangunan seperti masjid, gereja, keraton, benteng, patung, senjata,
prasasti. Itula beberapa contoh sumber visual sejarah. Sumber visual merupakan
obyek sejarah yang berasal dari aktivitas dan kreativitas manusia pada masa
lampau yang dapat membantu untuk menjelasakan kebenaran sejarah.
2.
Sumber
Lisan
Menurut bentuknya sumber
lisan dapat dibedakan menjadi sumber
lisan sebagai warisan dari tradisi
lisan dan sumber lisan yang berasal
dari orang sezaman (pelaku peristiwa, saksi mata) jenis kedua inilah yang
disebut sejarah lisan.
Sejak pikiran manusia
mulai tumbuh dan berkembang, sejak itulah manusia mulai mempelajari bahasa yang
nantinya bersama dengan kebudayaan tulisan menjadi penemuan terpenting
sepanjang sejarah umat manusia. Melalui bahasa yang disampaikan turun temurun
(dari mulut ke mulut), kebudayaan manusia zaman prasejarah diwariskan. Hal
inilah yang dikenal sebagai tradisi lisan.
Mulanya tradisin lisan
berupa fakta sejarah, namun setelah diwariskan lama-kelamaan fakta sejarahnya
mengalami perubahan (dikurangi atau ditambahkan) hingga menjadi sejarah yang
bersahaja. Hal ini dipengaruhi oleh unsur subjektifitas manusia seperti rasa
suka-tidak suka akan fakta sejarahnya. Contoh sumber lisan sebagai warisan dari
tradisi lisan seperti mitos dan legenda.
Sebaliknya, sumber lisan
yang berasal dari orang sezaman memiliki unsur obyektifitas yang lebih bisa
dipercaya. Unsur penambaan dan pengurangan fakta sejarah dapat dikendalikan
dengan wawancara simultan dan selanjutnya membandingkan kesaksian dari para
pelaku sejarah satu dengan yang lainnya.
3.
Sumber
Tulisan
Sumber tertulis adalah
sumber sejara yang diperoleh melalui peninggalan-peniggalan tertulis, catatan
yang berisi fakta tentang peristiwa yang terjadi di masa lampau. Berdasarkan
tujuannya, sumber tulisan dapat dibedakan menjadi 2 macam :
1. Sumber
tulisan yang dibuat sengaja
Contohnya Penulisan sejarah tradisional,
surat pribadi, catatan atau buku harian, dokumen, arsip, buku peringatan,
resolusi, usul atau petisi, biografi atau biografi, media massa khususnya surat
kabar.
2. Sumber
tulisan yang dibuat tidak sengaja
Contohnya antara lain instruksi,
pembukaan, berita pemerintah, perpustakaan, tanda penerimaan (kuitansi), dan
lain-lain.
b. Berdasarkan asal-usulnya
Telah sobat ketahui bahwa
sumber sejarah ditinjau dari bentuknya sangat bermacam-macam begitu pula jika
ditinjau dari asal usulnya, sumber sejarah dapat dibedakan menjadi sumber
berasal dari dalam negeri dan sumber berasal dari luar negeri.
Sumber
sejarah yang berasal dari dalam negeri yaitu segala sumber sejarah (visual,
lisan, tulisan) yang berasal, dibuat dan berada di Indonesia baik dari zaman
prasejarah hingga sekarang. Contohnya prasasti, inskripsi, Pararaton, Babad-babad.
Sumber berasal dari luar
negeri yaitu sumber yang berkaitan dengan peristiwa sejarah Indonesia yang
direkam oleh sumber-sumber dalam laporan, perjanjian dengan pihak luar negeri
atau pihak asing. Contohnya berita Cina, berita India, catatan Marco Polo,
laporan Tome Pires.
c. Berdasarkan originalitas dan otentikitas
Originalitas dalam sumber
sejarah adalah sumber yang benar-benar dihasilkan ole tangan pertama. Contohnya
naskah proklamasi, bendera merah putih jahitan ibu Fatmawati, sedangkan yang
dimaksu otentikitas dalam sumber sejarah adalah sumber sejarah yang dihasilkan
pada zamannya. Contohnya Negarakertagama.
Yang tidak boleh dikesampingkan adalah sumber sejarah asli dan turunan.
Sumber asli adalah sumber
yang berasal dari penggandaan sumber original dan otentik. Contohnya surat
keputusan (SK) yang digandakan untuk berbagai keperluan. Sumber turunan adalah
sumber yang diambil dengan cara menyalin.
d. Berdasarkan jarak waktu peristiwa dan pengabadiannya
Klasifikasi lain
berdasarkan jarak waktu peristiwa dan pengabadiannya dalam sumber, dapat
dibedakan seperti sumber primer, sumber sekunder, dan tersier.
Sumber primer ialah sumber
yang dihasilkan atau ditulis oleh pihak-pihak yang secara langsung terlibat dan
menjadi saksi mata peristiwa sejarah. Contonya tulisan karangan D.N. Aidit
tentang program PKI.
Sumber sekunder yaitu
sumber yang dihasilkan,atau ditulis oleh orang yang hidup sezaman, namun tidak
terlibat atau menyaksikan secara langsung peristiwa sejarah yang ditulis.
Contohnya karya MC. Ricklef, Sejarah Indonesia Modern 1200-2004.
Terakhir sumber tersier
adalah sumber yang tidak termasuk sumber primer dan sumber sekunder. Contohnya
sumber disertasi atau karangan ilmiah seperti Disertasi Sartono Kartodirdjo
berjudul Pemberontakan Petani Banten
Tahun 1888.
Sumber : Prof. Aminuddin
Kasdi. 2005. Memahami Sejarah.
Surabaya : Unesa University Press.